Bagi beberapa besar masyarakat, istilah Average Down mungkin masih terdengar asing dan belum banyak yang
belum paham artinya. Namun bagi masyarakat yang telah umum bermain dalam dunia
investasi saham, istilah Average Down telah menjadi sesuatu yang akrab. Malahan
mereka telah mempersiapkan pelbagai tipe strategi termasuk Average Down ketika
menghadapi keadaan perekonomian yang tak stabil sehingga berpengaruh kepada
harga saham di lantai bursa.
Lalu apakah sebetulnya Average Down tersebut? Average Down merupakan strategi
investasi dengan menjalankan pembelian secara berjenjang ketika harga saham di
bursa efek Indonesia sedang mengalami penurunan. Strategi tersebut tak cuma
berlaku untuk pembelian saham, melainkan juga untuk pembelian reksa dana. Kelebihan
strategi ini merupakan skor investasi Anda tak akan turun terlalu dalam
layaknya keadaan pasar ketika itu, sebab skor investasi terimbangi dengan
penambahan jumlah investasi pada ketika harga rendah. Sehingga ketika keadaan
pasar telah pulih, return Anda akan optimal. Nah, menarik bukan? Berharap tahu
lebih jauh perihal average down strategy ini? Simak ilustrasi berikut.
Misalkan Anda melaksanakan investasi pembelian reksa dana
saham X tanpa menerapkan taktik Average
Down. Bulan pertama segera membeli 500 unit reksa dana saham X dengan harga
Rp980,-. Bulan kedua segera membeli lagi 500 unit reksa dana saham X dengan
harga Rp970,-.
Setelah melaksanakan pembelian tersebut, Anda mempunyai 1500
unit reksa dana saham X dengan NAB
rata-rata Rp983,- per unit, lebih tinggi dibandingi yang menerapkan Average
Down. Dengan sempurna skor investasi Rp1,46 juta, sama dengan yang menerapkan Average Down.
Hari berikutnya NAB reksa dana saham X mengalami peningkatan
menjadi Rp965,- per unit. Sehingga seandainya dibandingi dengan rata-rata NAB
yang Anda miliki, return investasi Anda turun 1,86%, lebih tinggi dibandingi
yang menerapkan Average Down.
Sehingga meskipun sama-sama mempunyai investasi 1500 unit
reksa dana dengan sempurna investasi Rp1.460.000,-, investasi pembelian reksa
dana saham X tanpa menerapkan taktik Average Down, mempunyai NAB rata-rata yang
lebih tinggi, yang membuat penurunan return juga lebih tinggi dibandingi dengan
yang menerapkan taktik Average Down.
Dengan demikian taktik Average
Down betul-betul membantu Anda dalam menambah investasi dengan menerima NAB
rata-rata dan return investasi yang lebih optimal. Asumsinya, dengan harga beli
yang lebih rendah, margin of safety akan kian membesar, sehingga resiko
kerugian pun makin rendah. Jadi Asumsi dasarnya yakni mengurangi resiko
kerugian lewat penurunan harga beli, itulah kelebihan taktik Average Down.
Jadi ikhtisarnya, pada ketika pasar saham sedang mengalami
penurunan jangan kuatir kepada skor investasi Anda yang mengalami penurunan.
Justru itu merupakan momen yang baik untuk mengaplikasikan strategi Average Down. Untuk menghindari risiko
merugi atau menambah kans yang lebih baik lagi, strategi Average Down sebaiknya
dijalankan seperti Dollar Cost Averaging, merupakan dengan metode membeli pada
jumlah rata-rata yang sama dalam jangka waktu waktu yang sama. Misal, Anda
sanggup menyisihkan uang Rp5.000.000,- per bulan untuk membeli saham, maka
sebaiknya Anda membaginya menjadi Rp1.250.000,- tiap minggu untuk Average Down.
Namun ini akan lebih menjaga kans lebih baik dan mengurangi resiko merugi
daripada menjalankan pembelian dalam jumlah sekalian, sementara di waktu akan
datang saham tersebut dapat turun atau naik lagi tanpa dikenal.
Namun jangan menjalankan Average Down pada saham yang keok, merupakan saham perusahaan yang
tak fundamental dan telah pasti merugi. Malahan Anda tak yakin kepada sebuah
perusahaan atau menilai perusahaan tersebut kans pertumbuhannya tak signifikan,
biasanya dapat diperhatikan dari pergerakan sahamnya yang juga kurang baik.
Malahan tak jarang harga sahamnya sulit untuk kembali ke harga awal. Namun ini
tentu saja merugikan kalau dijalankan Average Down, sebab strategi Anda jadi
tak sukses, jadi hindarilah perusahaan yang seperti ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar